September 10, 2016

Kebahagiaan sejati

Bukan rahasia lagi, sebagian besar orang di dunia ini merasa kurang bahagia dalam hidupnya, akibat problematika hidup yg gak ada habisnya. Apakah itu problem ekonomi, masalah karir, problem rumah tangga, kesehatan, dll.

Ketidakbahagiaan yg kita alami terus menerus setiap hari — sadar ataupun tidak — mengakibatkan hilangnya gairah hidup, sikap cenderung pesimistik dan menyebalkan, memburuknya kesehatan, termasuk tumbuhnya kanker dlm tubuh kita.

Ini ada sebuah kiat alternatif dan praktis untuk selalu hidup bahagia — setiap saat — meski dlm kondisi apapun. Kebahagiaan sejati yg sbnrnya dimiliki oleh setiap orang, namun sebagian besar orang tidak menyadarinya.

#1. Tokoh Spiritual Paling Berpengaruh

Kiat sederhana tapi ampuh ini dikemukakan oleh Eckhart Tolle, yg disebut2 sbg tokoh spiritual paling berpengaruh di AS. No. 2 di dunia, setelah Dalai Lama. Bedanya dgn Dalai Lama dan Sri Paus atau yg “hidup di menara gading kependetaan”, Tolle adalah masyarakat biasa spt kita2 ini.

Bukunya “The Power of NOW” terjual jutaan kopi, menempati #1 Best Sellers 5 thn berturut2. Oprah Winfrey, salah satu pengagum berat Tolle, meyakini bhw way of life Tolle berpotensi membuat dunia jadi lebih baik. Oleh sebab itu, ia mempromosikannya dlm tayangan2 khusus bertajuk “A New Earth”.

Tolle gak bikin sekte atau ajaran baru. Dia cuma sharing pengalaman pribadinya sendiri, yg ternyata cocok dan mudah diikuti oleh masyarakat awam.

#2. Pengalaman Praktis

Tolle gak prnh bermimpi jadi guru ataupun selebritis. Umur 13 thn, dia brenti skolah. Hidupnya selalu galau. Dia banyak mendalami filsafat2 berbagai agama. Akhirnya dia nerusin skolah dan tamat kuliah di Cambridge University. Setelah itu ia hidup sbg gelandangan. Ga ada kerjaan, ga ada penghasilan, ga ada keluarga. Ga ada cinta. Dlm kesendirian yg hening, dia banyak merenung, knp hidup gw kayak gini yakk?

Dia udah ngalamin hal2 yg bikin org gak bahagia. Bahkan lebih parah. Dia hampir bunuh diri. Dia berpikir, “Gue udh gak tahan sama diri gue lagi.”

Disitu dia terhentak. Lahh, koq “gue” gak tahan sama “diri gue”?? Berarti ada dua “gue” dong? Ada “gue” yg gak tahan, dan ada “diri gue” yg merasa menderita. wakakakakak.. Disitulah dia mendapat pencerahan tentang jati diri sejati, yakni “consciousness” (kesadaran, jiwa, ruh) diluar tubuh dan pikiran2 kita.

3. Fokus pada “NOW”

Tolle pun sadar, bhw yg bikin kita gak bahagia adalah pikiran2 kita sendiri. Kita menghakimi masa lalu kita, sptnya gak seenak org lain. Kita cemas pada masa depan kita, takut terjadi hal2 yg buruk. Padahal, masa lalu dan masa depan adalah ilusi. Yg benar2 nyata hanyalah “everchanging NOW”.

Dari kacamata fisika kuantum, memang masa lalu, sekarang, dan masa depan eksis secara bersamaan. Dlm teori relativitas Einstein, jika kita bergerak dalam kecepatan cahaya, maka waktu akan berhenti (T=0). Di alam keabadian, tak ada ruang dan waktu. Ini adalah kunci pemahaman eksistensi Ketuhanan yang tak berawal dan tak berakhir. It’s all making sense.

Coba kita kosongkan pikiran2 tentang masa lalu dan masa depan. Fokus pada “momen SAAT INI”. Caranya, fokus pada panca indera kita. Fokus pada nafas kita. Rasakan sensasi saraf2 ketika jari2 tangan kita bersentuhan. Rasakan sensasi kehidupan (aliveness) tubuh kita pada SAAT INI.

Jika dilakukan dengan khusyu’, apapun masalah dan kekhawatiran kita, segala kegalauan kita, akan hilang seketika.

4. Berserah Diri

Bertahun2 Tolle mengasah diri utk fokus pada momen SAAT INI. Ketika itu dia masih tetap jadi gelandangan. Bedanya, dia gak prnh gelisah lagi. Dia selalu damai dan bahagia dalam kondisi sesulit apapun. Tolle gak pernah minta kehidupan yg lebih baik. Cukup fokus pada NOW, enjoy dan bersukur pada NOW, serta berserah diri pada energi ilahiyah yg tak terhingga.

Dgn sikap penuh syukur dan berserah diri spt itu, justru jalan kesuksesan terbuka dgn sendirinya. Seolah2 alam semesta berkonspirasi untuk mendatangkan realitas yang terbaik buat dirinya.

Kesuksesan diperoleh melalui sangkaian peristiwa yang tampaknya serba “kebetulan”, yang dikenal dengan istilah synchronicity. Dan kita semua tau, tak ada peristiwa yang “kebetulan”, karena semua terjadi atas kehendak Yang Mahakuasa.

Ia gak prnh malu dgn masa lalunya yg terhina. Gak prnh bangga dgn kesuksesan saat ini sbg selebritis kaya. Dan gak prnh cemas dgn masa depannya. Sebab, ia sdh mencapai taraf “inner peaceful”, selalu bahagia dlm kondisi apapun.

Tolle gak pernah merasa membawa ajaran baru. Fokus pada “NOW” adalah metoda meditasi pada tradisi kuno Zen, Hindu, atau Buddha. Sikap “nerimo” juga dikenal dlm budaya Jawa Kuno. Sikap “welas asih” adalah inti ajaran Kristen. Dan sikap “berserah diri”, dalam bahasa Arab adalah...

“Islam”